Law of large numbers atau hukum bilangan besar, merupakan sebuah konsep dalam statistik yang hadir untuk digunakan dalam menghitung jumlah rata-rata risiko dalam populasi yang bertujuan untuk memprediksikan sesuatu. Semakin besar populasi yang dihitung, maka akan semakin tepat prediksi yang dihasilkan.
Dalam bidang asuransi, law of large numbers adalah hal penting yang digunakan untuk memprediksikan risiko kerugian atau klaim dari peserta asuransi, sehingga dapat menghasilkan perhitungan yang tepat.
Pada titik ini, memahami law of large numbers adalah penting, terutama bagi para agen asuransi. Dengan memiliki pemahaman baik terkait law of large numbers, agen asuransi bisa menawarkan produk asuransi pada calon klien dan memberikan perhitungan yang tepat.
Lantas, saa itu pengertian law of large numbers? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dan mengetahui lebih lengkap terkaitnya, yuk langsung saja mari kita simak penjelasan yang sudah Qoala Plus rangkum di bawah ini.
Pengertian Apa Itu Law of Large Numbers (Hukum Bilangan Besar)?
Law of large numbers artinya hukum bilangan besar. Law of large numbers dalam asuransi adalah dasar hukum yang memegang peranan penting. Sebagai seorang agen asuransi, kita tentu perlu mengetahuinya dengan baik. Banyak manfaat dari memahami konsep the law of large numbers yang merupakan prinsip statistik dan teori probabilitas.
Dalam prinsip statistik dan teori probabilitas, hukum bilangan besar merupakan teori yang akan memberikan gambaran hasil ketika seseorang melakukan percobaan yang sama dalam waktu yang sering serta dalam jumlah yang besar. Hukum ini menyatakan semakin banyak jumlah contoh yang digunakan untuk kejadian, maka semakin akan mendekati rata-rata populasi.
Hukum bilangan besar diperkenalkan pertama kali oleh Girolamo Cardano (1501-1576), seorang ahli matematika asal Italia. Saat memperkenalkannya, Cardano tidak bisa menunjukan bukti bahwa akurasi statistik empiris memberikan kecenderungan hasil yang baik dengan meningkatnya jumlah percobaan.
Seiring perkembangannya, law of large numbers memiliki suatu bentuk khusus, yaitu bentuk variabel random biner, yang pertama kali berhasil dibuktikan oleh Jacob Bernoulli. Bernoulli membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk mengembangkan dan mengumpulkan bukti matematis yang cukup kuat.
Setelah bukti matematis terkumpul, Bernoulli kemudian menerbitkan sebuah buku yang berjudul Ars Conjectandi (The Art of Conjecturing) yang terbit pada tahun 1713.
Berdasarkan hukum bilangan besar tersebut, rata-rata hasil yang diperoleh dari sejumlah besar percobaan dapat mendekati nilai yang diharapkan, dan nilai tersebut akan cenderung menjadi lebih dekat saat percobaan semakin sering dilakukan. Oleh karena itu, hukum bilangan besar penting untuk menjamin hasil jangka panjang yang stabil untuk rata-rata peristiwa yang acak. Pada titik ini, law of large numbers penting diterapkan dalam dunia asuransi.
Namun, perlu dicatat, law of large numbers bukan merupakan aspek legal dalam kontrak asuransi jiwa. Aspek-aspek legal dalam kontrak asuransi jiwa meliputi insurable interest, utmost good faith, dan aleatory. Apa maksudnya? Cari tahu prinsip-prinsip asuransi tersebut yang menjadi aspek legal dalam asuransi jiwa di sini!
Tujuan Law of Large Numbers dalam Asuransi
Mengapa konsep the law of large numbers sangat penting bagi perusahaan asuransi? Untuk menjawab itu, kamu perlu mengetahui tujuan law of large numbers. Karena dengan mempelajari tujuannya, secara keseluruhan kamu dapat memahami hukum bilangan besar dalam asuransi.
Secara sederhana, law of large numbers atau hukum bilangan besar bertujuan untuk membantu dalam hal menaksir atau memperkirakan nilai dan frekuensi klaim yang harus dibayarkan kepada klien atau pemegang polis. Penentuan jumlah premi yang dibayarkan tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dengan law of large numbers hal tersebut dilakukan.
Maka dari itu, setiap perusahaan asuransi penerapkan hukum bilangan besar, hal tersebut karena dapat mempermudah dalam memperkirakan nilai dan frekuensi klaim. Selain itu, hukum bilangan besar juga dapat membuat perusahaan asuransi memprediksikan kerugian yang akan dialami jika semakin banyak masyarakat yang mengambil asuransi itu sendiri.
Jadi, sebagai kesimpulan, hal apa yang diatur dalam law of large numbers pada asuransi? Law of large numbers mengatur dan memprediksi jumlah kerugian yang dapat terjadi untuk menentukan jumlah premi asuransi.
Dengan tujuannya yang dapat mempermudah perusahaan asuransi, sebagai seorang agen asuransi, tentu hukum bilangan besar merupakan hal dasar yang perlu dipahami. Maka dari itu, penting sekiranya bagi kamu yang seorang agen asuransi memahami penerapan law of large numbers dalam asuransi. Yuk, kita simak penjelasannya di bawah ini.
Pendapatan instan setelah menjual beragam produk asuransi personal maupun komersial terbaik
Rewards berupa poin yang dapat ditukarkan ke dalam bentuk komisi
Hadiah atau bonus dalam bentuk lain yang bisa diperoleh melalui program atau campaign Qoala Plus
Penerapan Law of Large Numbers dalam Asuransi dan Contohnya
Law of large numbers diterapkan untuk AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) agar dapat menentukan jumlah premi yang berdasar pada aset serta juga untuk memprediksi kerugian. Law of large numbers membantu tertanggung dalam AAJI mendapatkan penjelasan yang lengkap dan detail.
Menerapkan law of large numbers dalam asuransi berarti akan membuat kerugian di masa depan sesuai atau mendekati kerugian yang telah diperkirakan. Sehingga risiko dan ketidakpastian akan berkurang sementara itu, jumlah orang yang mendaftar asuransi akan semakin meningkat.
Semakin besar orang atau kelompok yang mengambil asuransi, dapat membuat kerugian sesuai dengan prediksi atas kelompok atau orang tersebut. Hukum ini diterapkan agar perusahaan asuransi dapat menentukan tingkat moralitas dan morbidtas (terkait tingkatan ini akan dibahas terpisah) dari orang atau kelompok yang mengambil produk asuransi.
Sementara itu, dalam penerapan praktis, akan memudahkan perusahaan asuransi untuk menetapkan jumlah premi yang tepat bagi setiap klien, sehingga akan mengurangi eksposur risiko bagi perusahaan asuransi akibat banyaknya polis yang dikeluarkan dalam jenis asuransi tertentu.
Untuk memahami penerapannya, lebih baik dengan menyampaikan contoh. Law of large numbers contohnya diperlukan agar dapat memahami hukum ini dengan baik dalam dunia asuransi. Contoh law of large numbers dalam penerapannya adalah seperti misalnya perusahaan asuransi lebih baik menerbitkan 500 polis ketimbang 150 polis asuransi, ini dengan asumsi akan tersedia distribusi probabilitas yang stabil dan independen untuk terkena paparan kerugian.
Contoh lain misalnya seorang perusahaan asuransi kesehatan menemukan bahwa terdapat 5 orang dari 150 orang yang berpotensi menderita cedera serius dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi selama satu tahun penuh. Jika perusahaan asuransi kesehatan tersebut hanya mengasuransikan 10 atau 25 orang, maka perusahaan asuransi tersebut akan mengalami kerugian.
Idealnya, harus terdapat 100-120 orang yang mengasuransikan, lebih baiknya mencapai 150 orang yang mengasuransikan. Dengan begitu, kerugian yang akan dialami oleh perusahaan asuransi kesehatan tersebut akan sesuai dengan prediksi dan perkiraannya sesuai dengan perhitungan berdasarkan law of large numbers. Maka dari itu, 5 orang yang akan mengalami cedera serius akan dapat ditangani dengan cukup baik sesuai asuransi yang diambil.
Konsep dan perhitungan hukum bilangan besar dapat kamu pahami dalam contoh di atas, dan bagaimana penerapannya. Oleh karena itu law of large numbers atau hukum bilangan besar merupakan sebuah dasar bagi setiap perusahaan asuransi dalam menjalankan perusahaannya.
Mau jadi agen asuransi jiwa terbaik dengan dukungan teknologi yang membuat proses jualan asuransi jadi lebih mudah? Jadilah Mitra Qoala Plus dan rasakan kemudahannya!
Tingkatan Perusahaan Asuransi Berdasarkan Teori Hukum Law of Large Numbers
Setelah mengetahui bagaimana penerapan law of large number dalam asuransi, kamu juga mungkin dapat memahami bahwa dalam dunia asuransi semakin banyak yang bergabung dengan asuransi, maka akan kerugian yang diprediksi akan semakin tepat akurasinya.
Selain itu, berdasarkan hukum bilangan besar juga, perusahaan-perusahaan asuransi dapat membentuk tingkatan. Tingkatan perusahaan tersebut akan terbagi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat Moralitas
Tingkatan pertama yaitu tingkat moralitas. Tingkat moralitas merupakan frekuansi atau jumlah angka kematian. Ini tentu saja berkaitan dengan asuransi jiwa. Oleh karena itu, tingkat moralitas merupakan salah satu dasar dalam penentuan premi asuransi jiwa. Salah satu tingkatan yang muncul berdasarkan penerapan law of large numbers
2. Tingkat Morbiditas
Selanjutnya adalah tingkatan morbiditas, tingkatan ini merupakan frekuensi atau jumlah tingkat sakit, cedera, atau terjadinya cacat serta peristiwa-peristiwa yang telah diasuransikan. Sama seperti tingkat moralitas, tingkatan morbiditas juga menjadi salah satu dasar penentuan premi asuransi yang wajib dibayarkan oleh klien.
Tentang Probability dan Faktornya Terkait Law of Large Numbers pada Asuransi Jiwa
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa law of large numbers merupakan sebuah dasar hukum bagi asuransi, termasuk dalam asuransi jiwa. Secara sederhana, semakin banyak yang orang yang mengikuti asuransi, maka akan semakin besar akurasi atas prediksi terkait kerugian.
Hal tersebut berkaitan dengan probability atau probabilitas. Seperti contohnya, law of large numbers dalam asuransi jiwa atau life insurance akan menghitung berapa kemungkinan (probability) dari 15.000 orang yang berusia 25 tahun. Berapa orang dari 15.000 tersebut yang dapat mencapai usia 56 tahun misalnya.
Jika telah diketahui berata angka orang yang dapat mencapai usia 56 tahun, misalkan mencapai 14.900 orang dari 15.000 orang. Maka dari itu, agen asuransi yang mewakili perusahaan asuransi akan menetapkan premi atau penentuan tarif. Pada titik ini, tentang probabilitu dan faktornya terkait hukum bilangan besar pada asuransi jiwa merupakan hal yang penting.
Probabilitas tersebut pada dasarnya merupakan kemungkinan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari para klien. Faktor-faktor probability tersebut melekat dalam asuransi. Adapun, macam-macam probabilitas yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. A Priory Probability
Jenis probabilitas pertama adalah a priory probability atau kemungkinan secara a priori. Merupakan sebuah kejadian yang telah diketahui sebelumnya atau dapat diprediksi. Contohnya seperti seseorang yang berusia senja dan mendaftarkan asuransi jiwa. Seseorang tersebut telah diketahui usianya dan berbagai riwayat penyakitnya.
Maka dari itu, kemungkinan atau probabilitasnya dapat dihitung dan dapat diprediksikan. Terkait segala perhitungan yang akan didapatkan dan lain sebagainya.
b. Emperical Probability
Jenis probabilitas kedua adalah emperical probability, atau kemungkinan berdasarkan empiris atau pengalaman. Probabilitas ini mengacu pada kejadian yang bisa diketahui dari pengalaman dan aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Contohnya seperti buruh pabrik yang bekerja, dalam kemungkinan terburuk buruh tersebut mengalami kecelakaan saat bekerja.
Dari sekian banyak buruh pabrik yang bekerja, diperkirakan terdapat sekian orang yang mengalami kecelakaan setiap bulan atau tahunnya. Perkiraan atau kemungkinan tersebut dapat diperkirakan menggunakan emperical probability.
Emperical probabilitas merupakan prinsip yang banyak diterapkan oleh perusahaan asuransi, terutama dalam asuransi jiwa (life insurance). Misalnya, kita ambil lagi contoh, dari 1000 orang penduduk yang berusia 20 tahun, ada berapa orang yang berhasil mencapai usia 21 tahun. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah menggunakan data statistik dengan hukum bilangan besar.
Penggunaan dua macam probabilitas tersebut sangat penting dalam asuransi, terutama asuransi jiwa. Dengan menggunakan dua macam probabilitas di atas, dapat ditaksi kemungkinan kerugian yang akan dialami di masa depan serta dapat dijadikan sebagai landasan dasar untuk menentukan premi polis asuransi. Maka dari itu, terkait porbability dan faktor hukum bilangan besar dalam asuransi menjadi sangat penting untuk diketahui.
Fakta dan Pengecualian Terkait Law of Large Numbers
Hal terakhir yang perlu dipahami adalah terkait fakta dan pengecualian dalam hukum bilangan besar. Bagian ini penting untuk dipahami, terutama seorang agen asuransi. Karena merupakan hal yang wajib disampaikan pada calon klien agar tidak ada kesalahpahaman.
Di Indonesia sendiri terdapat ratusan perusahaan asuransi yang tersedia, jika menghitung yang ada di seluruh dunia maka jumlahnya mungkin ribuan perusahaan asuransi. Namun terdapat sebagian perusahaan asuransi saja yang dikenal dan sukses, kendati menyediakan layanan asuransi yang serupa.
Jika demikan, mengapa hanya terdapat beberapa saja perusahaan asuransi yang mendominasi dan tumbuh menjadi raksasa dalam industri asuransi. Apa saja hal yang menyebabkan itu terjadi? Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan itu terjadi. Pertama, perusahaan asuransi yang tidak tumbuh tidak memiliki keterampilan dalam menangani asuransi.
Law of large numbers hanya sebuah teori yang dijadikan prinsip dan landasan dalam asuransi, tentu dalam penerapannya hukum bilangan besar dapat menentukan keuntungan perusahaan. Namun keuntungan perusahaan yang didapatkan juga ditentukan oleh kemampuan dalam menjaga efisiensi operasional, menghitung premi secara efektif hingga mengurangi kerugian setelah klaim diajukan.
Bukan hanya menguntungkan, law of large numbers juga akan menjadi kurang efektif ketika klien atau pemegang polis tidak saling bergantung satu sama lain. Untuk memahami kondisi tersebut, dapat dilihat dalam asuransi kesehatan dan asuransi kebakaran.
Karena penyakit dan kebakaran dapat menyebar secara cepat dari satu pemegang polis ke yang lainnya, terutama jika hal ini tidak ditangani dengan baik. Terdapat potensi secara law of large numbers yang dapat diasuransikan, namun tidak terdapat cukup klien atau nasabah potensial untuk menjadikannya bekerja.
Contohnya asuransi yang mencoba untuk melindungi sebuah kota dari risiko perang nuklir atau perang biologis. Dibutuhkan ribuan hingga jutaan kota lain yang harus membayar premi untuk mengimbangi biaya satu risiko yang terealisasi. Maksudnya, dibutuhkan jumlah kota di dunia yang cukup agar asuransi tersebut dapat berjalan.
Ini artinya setiap klien asuransi memiliki prefensi risiko individu, prefensi waktu hingga preferensi harga. Ketika permintaan meningkat, maka potensi manfaat dari law of large numbers akan berkurang karena lebih sedikit yang menginginkan jenis pertanggungan yang sama.
Dalam dunia asuransi, bukan hanya law of large yang harus dipahami. Terdapat beberapa istilah dan prinsi lain yang berkaitan dan penting untuk dipahami, seperti insurable interest dan aleatory.
Insurable interest adalah kepentingan yang dipertanggungkan. Dalam asuransi, insurable interest merupakan bagian penting yang akan dibicarakan oleh agen asuransi dengan nasabah yang akan mengambil polis asuransi, baik itu dalam produk asuransi umum atau dalam produk asuransi spesifik.
Sementara itu, aleatory adalah kondisi dimana Tertanggung bisa mendapatkan nilai atau manfaat pertanggungan yang lebih besar dari akumulasi premi yang dibayarkan secara rutin secara berkala. Terdapat banyak prinsip-prinsip asuransi lainnya yang wajib kamu pahami, terutama bagi kamu yang berprofesi sebagai agen asuransi.
Dari penjelasan terkait law of large numbers di atas, kini kamu telah mengetahui pengertian, tujuan hingga bagaimana penerapannya dalam asuransi. Dengan memahaminya, tentu akan membantu kamu sebagai agen asuransi untuk membuat calon klien paham terkait asuransi dan membuat calon klien mengambil produk asuransi yang ditawarkan. Ingin menjadi agen asuransi terbaik? Yuk, gabung sebagai Mitra Qoala Plus!
Untuk cara jadi Mitra Qoala Plus dan informasi seputar agen asuransi lainnya, install aplikasi Qoala Plus dengan mengunduhnya di Google Play atau App Store! Kamu juga bisa kunjungi laman Qoala Plus untuk mendaftar dan mendapatkan informasi lainnya.