Dalam menjual produk, kamu mungkin mengetahui adanya berbagai metode, cara, strategi, atau pendekatan, termasuk soft selling. Akan tetapi, sudah tahu pengertian soft selling?
Soft selling adalah pendekatan penjualan yang memfokuskan pada membangun hubungan dan kepercayaan dengan pelanggan, dengan tujuan mencapai penjualan dalam jangka panjang. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, perubahan dalam perilaku konsumen telah mendorong perusahaan untuk mengadopsi strategi pemasaran yang lebih halus dan berorientasi pada pelanggan.
Pendekatan soft selling tidak hanya memerlukan pengetahuan produk yang baik, tetapi juga kemampuan mendengarkan yang efektif. Penjual yang menggunakan strategi ini mendengarkan kebutuhan dan kekhawatiran pelanggan, dan kemudian mencoba untuk memberikan solusi yang paling relevan. Mereka mengedepankan pendekatan yang lebih santai dan informatif, yang berfokus pada memberikan nilai tambah kepada pelanggan.
Salah satu kunci kesuksesan dalam soft selling adalah memberikan informasi yang mendidik. Dalam dunia yang dibanjiri informasi, calon pelanggan sering mencari pengetahuan yang membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik. Dengan memberikan informasi yang relevan, perusahaan dapat membangun reputasi sebagai sumber pengetahuan yang dapat dipercaya, yang pada gilirannya dapat mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian jangka panjang.
Pendekatan ini memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada penjualan instan, karena membantu membangun hubungan yang berkelanjutan dan menciptakan pelanggan yang setia. Soft selling adalah strategi yang efektif dalam dunia pemasaran modern yang berfokus pada pelanggan.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang soft selling, mulai dari pengertian, tujuan, contoh, hingga cara melakukan soft selling untuk menjual asuransi, agen asuransi bisa membaca artikel Qoala Plus satu ini!s
Apa Itu Soft Selling?
Soft selling adalah pendekatan atau strategi penjualan yang dilakukan dengan lebih tidak langsung dan subtil. Pendekatan ini lebih fokus pada membangun hubungan, memberikan informasi, dan memberikan solusi kepada calon pelanggan tanpa menekan mereka untuk membeli.
Dalam soft selling, penekanan utama adalah pada memberikan nilai tambah kepada pelanggan, memahami kebutuhan mereka, dan membangun kepercayaan. Ini bertujuan untuk menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan, menciptakan loyalitas, dan membangun reputasi merek yang kuat.
Dalam praktiknya, soft selling melibatkan penyampaian informasi yang edukatif, memberikan solusi kepada masalah pelanggan, dan berfokus pada aspek-nilai produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Seringkali, soft selling melibatkan komunikasi yang santai, mendengarkan kebutuhan pelanggan, dan berusaha memahami perspektif mereka. Soft selling dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pemasaran online, penjualan langsung, dan layanan pelanggan.
Pendekatan ini kontras dengan hard selling, yang lebih agresif, langsung, dan berorientasi pada penutupan penjualan secepat mungkin. Soft selling lebih mengedepankan membangun hubungan dan memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih mendalam.
Tujuan Soft Selling
Sudah tahu kan soft selling artinya apa? Agar bisa semakin memahaami pendekatan penjualan satu ini, tentunya kamu juga harus tahu beberapa tujuan dari soft selling.
Berikut adalah tujuan dan fungsi soft selling bagi brand atau produk di industri manapun:
1. Membangun Hubungan
Soft selling bertujuan untuk membangun hubungan yang kuat antara perusahaan atau penjual dengan pelanggan. Hubungan yang baik dapat menghasilkan pelanggan yang setia dan memungkinkan interaksi yang berkelanjutan.
2. Menumbuhkan Kepercayaan
Dengan memberikan informasi yang jujur, solusi yang bermanfaat, dan mendengarkan kebutuhan pelanggan, soft selling membantu menciptakan kepercayaan antara penjual dan pelanggan. Kepercayaan adalah dasar dari hubungan yang sukses.
3. Memberikan Nilai Tambah
Soft selling berfokus pada memberikan nilai tambah kepada pelanggan melalui informasi yang mendidik, solusi yang relevan, dan pelayanan pelanggan yang baik. Ini membuat pelanggan merasa dihargai dan diuntungkan oleh hubungan dengan perusahaan atau penjual.
4. Membantu Memahami Kebutuhan Pelanggan
Dengan mendengarkan dengan cermat dan memahami kebutuhan pelanggan, soft selling membantu menentukan bagaimana produk atau layanan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Ini memungkinkan penjual untuk memberikan solusi yang sesuai.
5. Menciptakan Loyalitas
Dalam jangka panjang, soft selling bertujuan untuk menciptakan pelanggan yang setia. Ketika pelanggan merasa dihargai dan merasa mendapatkan manfaat dari hubungan mereka dengan perusahaan atau penjual, mereka cenderung untuk tetap setia dan melakukan pembelian berulang.
6. Membangun Reputasi Merek
Soft selling membantu membangun reputasi merek yang kuat. Ketika pelanggan merasa puas dengan pengalaman mereka, mereka dapat menjadi advokat merek yang menguntungkan dengan memberikan rekomendasi positif kepada orang lain.
Contoh Soft Selling
Agar bisa mencapai tujuan, yaitu penjualan produk secara maksimal, tentu saja perusahaan bisa memilih berbagai jenis pendekatan. Termasuk jenis soft selling yang bisa diterapkan untuk mencapai berbagai tujuan.
Adapun contoh soft selling yang bisa menjadi gambaran bagi kamu dalam menjual produk termasuk asuransi adalah:
1. Blog Edukasi
Sebuah perusahaan atau agen asuransi memiliki blog yang berfokus dalam memberikan edukasi seputar asuransi. Mulai dari pengertian asuransi, tujuan asuransi, jenis dan produk asuransi, hingga tips memilih asuransi yang tepat. Seperti namanya, blog edukasi bertujuan mengedukasi pembaca atau pengunjung perihal asuransi. Sehingga mereka bisa lebih mengenal asuransi.
Dalam artikel-artikel tersebut, perusahaan asuransi dapat menyelipkan produk-produk mereka sebagai solusi yang potensial.
2. Webinar Pendidikan
Perusahaan software mungkin mengadakan webinar gratis yang berfokus pada bagaimana memaksimalkan penggunaan produk mereka. Dalam webinar ini, mereka tidak hanya mempromosikan produk, tetapi juga memberikan tutorial dan tips yang berguna kepada peserta.
Cara satu ini juga bisa dilakukan oleh jenis perusahaan lain yang beranggapan bahwa webinar pendidikan itu penting.
3. Email Newsletter Informasional
Bisnis yang menjual produk atau layanan teknologi mungkin mengirimkan buletin elektronik yang berisi berita, pembaruan industri, dan tip terkait teknologi kepada pelanggan mereka. Di dalam newsletter tersebut, mereka dapat memasukkan informasi tentang produk mereka tanpa tekanan penjualan yang kuat.
4. Pelatihan Produk
Sebuah perusahaan yang menjual perangkat keras komputer mungkin menawarkan pelatihan gratis kepada pembeli baru untuk memastikan mereka memahami cara menggunakan perangkat tersebut secara efektif.
5. Layanan Pelanggan yang Responsif
Memberikan pelayanan pelanggan yang baik dan responsif adalah contoh lain dari soft selling. Dengan memberikan solusi cepat dan membantu pelanggan, perusahaan dapat membangun hubungan yang kuat dan mendapatkan loyalitas pelanggan.
Dari beberapa contoh soft selling di atas, fokus utama dari pendekatan penjualan satu ini adalah memberikan nilai tambah kepada pelanggan, membantu mereka memahami produk atau layanan, dan membangun hubungan jangka panjang. Soft selling bertujuan untuk menciptakan hubungan yang kuat dengan pelanggan yang kemudian akan berkontribusi pada penjualan jangka panjang.
Pendapatan instan setelah menjual beragam produk asuransi personal maupun komersial terbaik
Rewards berupa poin yang dapat ditukarkan ke dalam bentuk komisi
Hadiah atau bonus dalam bentuk lain yang bisa diperoleh melalui program atau campaign Qoala Plus
Perbedaan Soft Selling dengan Hard Selling
Dengan memahami pengertian soft selling dan hard selling, kamu bisa melihat perbedaan mendasar antara keduanya. Hard selling mengandalkan penjualan secara langsung dan cenderung bersifat agresif. Sementara soft selling mengandalkan persuasi serta penggunaan kata-kata halus. Sehingga target konsumen akan lebih penasaran terhadap produk yang ditawarkan.
Agar lebih jelas, berikut adalah beberapa perbedaan soft selling dan hard selling:
1. Jangka Waktu Penjualan
Salah satu perbedaan soft selling dan hard selling bisa dilihat dari target jangka waktu penjualan. Hard selling menggunakan metode pendekatan secara langsung tanpa basa-basi. Dalam hal ini, konsumen diminta untuk melakukan transaksi pada saat itu juga.
Dengan kata lain, hard selling hadir memiliki jangka waktu penjualan yang pendek. Sementara soft selling merupakan cara menjual produk dengan target jangka waktu penjualan yang panjang. Penggunaannya tentu saja tidak hanya berdampak pada penjualan saja tetapi juga dapat memperluas jangkauan konsumen.
Menurut hasil riset yang dilakukan oleh New Century Media, sekitar 97 persen konsumen akan merekomendasikan produk serupa kepada orang-orang terdekat. Sekitar 95 persen konsumen akan kembali membeli atau menggunakan produk tersebut.
Singkatnya, soft selling mampu memberikan dampak jangka panjang dan menjadi salah satu strategi penjualan yang turut menjaga keberlangsungan penjualan produk dalam jangka waktu yang tidak sebentar.
2. Ketertarikan Konsumen
Cara soft selling dalam mendekati konsumen adalah dengan menggunakan bahasa persuasif. Sehingga mereka akan tertarik untuk mengenal brand atau produk tersebut. Penggunaan strategi penjualan satu ini juga dilakukan sembari membangun keterikatan dengan konsumen dan image yang baik.
Kepercayaan konsumen tentunya memiliki peran penting dalam menarik konsumen untuk melakukan berbagai hal yang menguntungkan brand atau produk. Selain melakukan lebih banyak pembelian, mereka juga mungkin akan merekomendasikan produk yang dibeli kepada kerabat.
Bahkan, tidak sedikit dari konsumen yang dengan senang hati menulis ulasan positif serta bergabung dengan program loyalitas. Hal tersebut membuktikan kalau penerapan soft selling dapat menarik konsumen untuk mengeksplor produk secara lebih jauh.
Sedangkan hard selling bertujuan untuk menjual produk dalam waktu cepat dan dalam jumlah banyak. Meski demikian, bukan tidak mungkin penerapan strategi tersebut dapat menarik konsumen. Akan tetapi, konsumen hanya melakukan pembelian tanpa melakukan eksplorasi yang lebih jauh.
3. Industri yang Menggunakan
Setiap perusahaan tentunya memiliki strategi penjualan masing-masing. Mereka juga berhak menentukan apakah akan menggunakan hard selling atau soft selling. Juga tidak ada larangan untuk menggunakan keduanya agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Akan tetapi, kamu harus tahu bahwa ada beberapa industri yang menggunakan metode yang sama secara terus-menerus. Misalnya, industri perbankan dan telemarketing menggunakan hard selling. Sedangkan beberapa industri seperti manufaktur, konsultan, content marketing, dan industri lain lebih cenderung menggunakan soft selling.
Pada dasarnya, baik soft selling maupun hard selling memiliki tujuan yang sama. Jadi, industri manapun berhak menggunakan metode manapun yang bisa mereka sesuaikan dengan kondisi dan tujuan yang hendak dicapai.
4. Promosi yang Digunakan
Soft selling adalah pendekatan penjualan yang mengutamakan pengenalan produk dan membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dalam strategi ini, penekanan diberikan pada penyediaan informasi yang mendidik dan solusi yang bermanfaat untuk calon pembeli. Melalui pendekatan ini, perlahan tetapi pasti, produk dapat diperkenalkan dengan kelebihan dan manfaatnya kepada pelanggan.
Sementara, hard selling adalah taktik penjualan yang bertujuan untuk mendorong pembelian langsung dengan menggunakan tekanan dan penawaran spesial yang memiliki batas waktu. Misalnya, penawaran khusus dengan waktu terbatas yang berlaku selama flash sale selama tiga jam. Pendekatan ini dirancang untuk mencapai target penjualan dengan cepat dengan mendorong pelanggan untuk segera membeli.
Cara Soft Selling untuk Menjual Asuransi
Soft selling adalah pendekatan penjualan yang bisa digunakan oleh berbagai industri, termasuk asuransi. Artinya, perusahaan asuransi bisa menggunakan pendekatan penjualan tersebut untuk mencapai tujuan, terutama meningkatkan angka penjualan.
Bagaimana cara soft selling dalam menjual asuransi?
Soft selling dalam menjual asuransi adalah pendekatan yang lebih tidak langsung dan berorientasi pada membangun hubungan dengan calon pelanggan, memberikan solusi yang relevan, dan memahami kebutuhan mereka. Berikut beberapa cara soft selling yang dapat digunakan dalam menjual asuransi:
1. Mendengarkan dengan Cermat
Apabila agen asuransi atau mitra Qoala Plus ingin melakukan pendekatan soft selling dalam menjual produk asuransi, tentunya mereka harus bisa menjadi pendengar yang baik.
Dengarkan dengan seksama calon nasabah untuk memahami kebutuhan, kekhawatiran, dan tujuan mereka terkait asuransi. Hal tersebut akan membantu agen asuransi menyesuaikan penawaran dengan kebutuhan mereka.
2. Memberikan Informasi Edukatif
Cara lain dalam menjual produk asuransi dengan teknik soft selling adalah dengan memberikan informasi yang edukatif. Dimana agen asuransi atau mitra Qoala Plus bisa memberikan informasi yang mendidik tentang jenis-jenis asuransi, manfaat perlindungan asuransi, dan perbedaan antara berbagai produk asuransi. Jadi, calon nasabah akan terbantu dalam memahami pentingnya asuransi.
3. Fokus pada Manfaat dan Proteksi
Tekankan manfaat jangka panjang memiliki asuransi, seperti perlindungan finansial untuk keluarga, investasi jangka panjang, dan ketenangan pikiran. Sehingga calon nasabah akan termotivasi untuk melihat asuransi sebagai investasi masa depan.
4. Gunakan Studi Kasus dan Kisah Sukses
Bagikan studi kasus atau kisah sukses dari pelanggan yang telah mengalami manfaat dari asuransi. Dengan begitu, agen asuransi bisa membangun kepercayaan dan memperlihatkan relevansi asuransi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Berikan Pilihan Produk Asuransi yang Sesuai
Setelah memahami kebutuhan calon nasabah, agen asuransi bisa memberikan berbagai pilihan produk asuransi yang sesuai dengan situasi mereka. Lengkapi dengan penjelasan mengenai setiap pilihan produk serta preminya.
6. Tawarkan Konsultasi Pribadi
Selanjutnya, apabila hendak menerapkan soft selling dalam menjual asuransi, agen asuransi bisa menawarkan konsultasi pribadi kepada calon nasabah untuk membahas kebutuhan mereka lebih lanjut. Ini menunjukkan bahwa agen asuransi peduli dan siap membantu mereka membuat keputusan yang tepat.
7. Hindari Tekanan Penjualan
Jangan tekan calon nasabah untuk segera membeli. Beri mereka waktu untuk memikirkan keputusan mereka. Ingat, asuransi adalah keputusan penting, dan calon pelanggan harus merasa nyaman dengan pilihan mereka.
8. Bersikap Sesuai Kode Etik dan Etika Penjualan
Penting untuk mematuhi etika penjualan asuransi dan regulasi yang berlaku. Agen asuransi harus memberikan informasi yang akurat dan jujur, dan selalu lakukan bisnis dengan integritas.
Dalam menjalankan soft selling dalam penjualan asuransi, fokus pada membangun hubungan jangka panjang dengan calon pelanggan, memberikan solusi yang relevan, dan memberikan nilai tambah. Dengan pendekatan yang jujur dan berorientasi pada pelanggan, agen asuransi dapat membangun reputasi yang baik dalam industri asuransi.
Tertarik untuk menjadi bagian dari industri asuransi? Nah, kamu bisa bergabung menjadi Mitra Qoala Plus sekarang juga! Jangan lupa juga untuk mendownload aplikasinya di Google Play atau App Store yang akan membantu mempersiapkan diri menjadi agen asuransi profesional.
Selain soft selling, pastikan kamu juga mempelajari skill lain yang diperlukan dalam menawarkan atau menjual asuransi. Sehingga memiliki kesempatan yang lebih untuk bisa sukses di industri asuransi.